Laman

31 Januari 2010

Real dan Menjadi figur televisi di Indonesia

Saya sering menonton televisi, dan saya tidak alergi menonton apa pun kecuali saat menonton tayangan lain ketika saya sedang ingin menonton tayangan lain pula. pernah ada kejadian di mana saya berseteru dengan bapak-ibu saya, pernah pula saat kejadian di mana saya berseteru dengan teman saya satu atap. semua soal tayangan. dan khusus untuk yang terakhir saya berseteru soal tayangan sepak bola yang sedang (saat itu) sangat tidak saya sukai.
soal menonton televisi, pernah adik angkatan saya menyapa saya lewat obrolan di fesbuk isinya seperti ini:
  • Fulan : nangdi saiki sam? (where r u bro?)
  • Saya : kantor. (office)
  • Fulan : saiki sampeyan kerjo tha? (u get a job now, yeah?) pantes, ga tau ketok nang ngarep TV (that's why i've never seen u infront of TV for couple days)
  • Saya : he...
dari obrolan di atas saya berpikir "sepertinya sudah tabiat saya berjaga di depan televisi asrama" (oh ya, saya tinggal di asrama). di lain pihak saya punya apologi tersendiri soal menonton TV asrama alih-alih beralasan tidak punya TV karena kere, saya beralasan itu semua demi kebersamaan yang sangat saya agungkan. (sedikit muna mungkin, bagi sebagian orang dan sebagian diri saya).
Jujur saya suka menonton TV terutama saat tengah malam. karena saat tengah malam stasiun TV sering menampilkan film dan serial yang bagus secara kualitas. bahkan stasiun TV yang pada "waktu utama" menampilkan dunia mitologi yang katanya kampungan tapi sebetulnya mempunyai peringkat penonton tinggi juga menampilkan film dan serial bagus diatas jam 12 malam. saya juga sering menonton opera sabun dan berita hiburan yang banyak menebar kabar burung. dari opera sabun saya sering melihat pemeran-pemerannya yang cantik-cantik dan sedap dipandang mata. paling tidak dapat membuat saya berkomentar "Bugh,....cek ayune sih (WOW, so Pretty)" atau "Bugh...Cek Gedine (Wow, That's so huge.)" soal yang terakhir biasanya saya lontarkan saat menonton film misteri atau acara masak-memasak.
Kembali ke opera sabun dan berita hiburan. saya melihat banyaknya anak muda yang berpenampilan menarik dan tidak berhidung pesek seperti saya. anak muda-anak muda tersebut berkulit "pisang mas" tidak seperti saya yang berkulit "salak". mereka berhidung "burung betet" tak seperti saya yang berhidung "pelepah kelapa terbalik". soal mata ada beberapa yang "bermata gajah" seperti saya. yang jelas sepertinya mereka kebanyakan "hasil dari persilangan". ada sebuah hipotesa soal "hasil dari persilangan" yang menjadi mitos yaitu bahwa "hasil dari persilangan" hasilnya pasti bagus (baca=cantik/tampan).
di opera sabun mereka berbicara dengan logat sesuai karakter yang mereka perankan. ini bisa saya terima. saat menjadi pembawa acara atau berbicara di berita hiburan soal dirinya (dan orang lain), mereka berbicara seperti "meneer van der chapelen" atau berbicara seperti "Loe-GUWEH". otak lugu (kalo ga ingin dibilang bego) saya langsung berpikir begini " jadi kalo pingin masuk TV harus Blasteran dan ga lancar berbahasa Indonesia". saya juga berpikir seperti ini "saya kan juga blasteran, dan saya sulit berbahasa Indonesia dengan lancar". lalu saya bilang ke teman-teman saya "sepertinya saya bisa masuk TV?". teman-teman saya langsung jawab seperti ini "kamu itu bukan Blasteran Indonesia-Eropa, kamu cuma Blasteran jawa-madura. dan Hipotesa kamu soal blasteran itu salah, karena kamu biar blasteran tetep aja mukamu jelek" (oh God, saya bersyukur dengan segala pemberianmu, tak ingin merubahnya; gumam otak waras saya) kemudian. teman saya menambahkan " kamu ga lancar bahasa Indonesia bukan karena pinter ngomong Enggrees. tapi karena kebanyakan ngomong pake logat jember yang ga pernah ilang" " kalo ngomong ala jakarte pun kamu mesti bilang guwe-nya pake "GH" jadi "GHUWWE"...."lalu saya dan teman-teman semua tertawa hahahahha....

NB:
  • anak muda, bukan salah kalian menjadi Blasteran, kalian ga milih dari rahim siapa kalian lahir dan dan dari air mani siapa kalian dibuat. oke?
  • soal ga bisa berbahasa Indonesia dengan lancar, juga bukan salah kalian karena lingkungan kita menentukan seperti apa kita berbicara (kecuali .."You tuh ye...Kalo ngomong artificial banget, c'mon guy...u were born in Indonesia. poor you")....."udhah UjHyaan, BecHyeeq, ga ad ojheq,...."
  • saya serius soal anggapan "Blasteran dan ga lancar bahasa Indonesia, pasti masuk TV",

Tidak ada komentar: